Rabu, 04 Januari 2017

Lahirnya Kembali Kesenian Sandur di Bojonegoro



 Pagelaran Seni sandur mulai muncul kembali di Bumi Angling Dharma Bojonegoro, setelah sekian lama tidak pernah memunculkan batang hidungnya akhir - akhir ini kesenian yang berbentuk Teater Tradisional tersebut mulai sering menampakkan lagi wajahnya dengan sajian yang sederhana, yang mana menjadi ciri khas dari kesenian sandur tersebut.
            Sebelumnya, kesenian sandur ini sempat mengalami kemunduran setelah terjadinya peristiwa G 30 S/PKI pada tahun 1960 lalu. Hal ini disebabkan karena kesenian sandur dianggap telah disusupi oleh lembaga kesenian masyarakat  (Organisasi Massa milik PKI). Dengan situasi politik saat itu membuat kesenian sandur menjadi semakin terpojok dan mengalami kemunduran yang sangat drastis.
            Hingga pada tahun 1978, kesenian ini muncul kembali namun baru di tahun 1993 sandur mulai dipentaskan dan meningkatnyapun sangat drastis. Hingga saat ini kesenian yang terdiri dari Delapan adegan yang terbagi dalm Tiga babak tersebut kini telah beberapa kali dipentaskan dengan bentuk dramatikal yang lebih tertata.
            Saat ini Keberadaan kesenian sandur sering dijumpai di daerah Ledok kulon, Kabupaten Bojonegoro, Tepatnya di Sanggar sayap Jendela. Dalam kegiatanya, komunitas ini melakukan latihan rutin tiap Tiga bulan sekali, dan beberapa kali seni sandur dipentaskan. Peserta dalam kegiatan ini kebanyakan dari kalangan pelajar SMP maupun SMA. Adapun juga anak-anak kecil yang semangat dalam melestarikan kesenian Sandur ini.
Ditemui, Mas Takim sebagai Salah satu perintis Komunitas Sayap jendela mengungkapkan, bahwa “Kesenian sandur  ini sering kami pentaskan dan kami ajarkan kepada teman-teman SMA/SMP dan masyarakat yang ingin melestarikan kesenian ini, selain pentas Teater Modern seperti Pantomim dan sebagainya kami juga sering mementaskan kesenian sandur, karena sandur ini merupakan kesenian asli Bojonegoro yang harus kita kawal dan lestarikan, melihat semakin kebelakang kesenian sandur mulai tergerus oleh kemajuan zaman dan teknologi yang menyebabkan anak-anak lebih menyukai budaya luar daripada budaya asli daerahnya. tari-tari K-pop dan sejenisnya menjadi budaya bagi anak-anak penerus Budaya asli Bojonegoro saat ini, maka dari situlah bagaimana supaya budaya lokal ini bisa tetap terjaga kita kembalikan lagi pada anak-anaknya, kemudian dari kami harus memberi wawasan dan pengenalan-pengenalan kesenian sandur kurang lebihnya melalui komunitas ini”.

NAMA                        : M. SHOHIBUL ANWAR
ALAMAT BLOG       : bangiphul98@gmail.com (M. Shohibul Anwar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar