Kamis, 23 Juni 2016

Cerdas mengelola dukungan IKA UINSA

Cerdas Mengelola Dukungan IKA UINSA

M. Helmi Umam, S.Ag., M.Hum, Dosen FUF UINSA Surabaya
Pada Sabtu, 4 Juni 2016 di Mangrove Centre Tuban Jawa Timur ada pertemuan alumni UIN Sunan Ampel (UINSA). Tak tanggung-tanggung, pertemuan ini melibatkan empat koordinator daerah (Korda) Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik. Setidaknya ada empat puluhan orang hadir untuk menjaring emosi dan gagasan agar peran alumni semakin penting. Acara berlangsung hangat, dimulai dengan sambutan Koordinator empat kabupaten, saudara Hamim Thoifur.
Dalam sambutan, Koordinator menegaskan sangat penting kekuatan alumni digalang kembali demi peningkatan peran almamater bagi bangsa. Kepentingan Ikatan Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya (IKA UINSA) adalah mengeratkan silaturahmi dan semata-mata untuk kepentingan pengembangan kampus. “Meski rawan menjadi media dukungan politik tertentu, IKA UINSA adalah wadah kekeluargaan yang netral politik, netral etnisitas dan netral organisasi ektra kampus,” tegas Hamim. Acara diakhiri dengan cerita sukses para alumni, doa, pembentukan pengurus daerah dan diskusi santai.
Ikatan Alumni dan Pengembangan Kampus
Dibandingkan dengan ikatan alumni perguruan tinggi besar di Indonesia seperti KAGAMA, IKA-UNAIR, IKA-ITS dan seterusnya, ikatan alumni di lingkungan PTKI tampaknya cukup tertinggal. Selain karena budaya aliansi yang belum berkembang, kepercayaan diri di balik nama besar kelembagaan juga berpengaruh. Meski sama-sama memiliki kisah sukses, KAGAMA atau IKA-ITS misalnya tentu lebih unggul dibanding UINSA. Belum lagi, cara UIN SA memandang IKA UINSA juga belum sama persis dengan cara UGM memproyeksi KAGAMA.
Kampus-kampus besar menyadari bahwa kekuatan alumni adalah aset luar biasa. Keberhasilan alumni adalah cermin keberhasilan kampus. Semakin sukses alumni, semakin sukses kampus. Semakin kuat alumni, semakin kuat elemen pendukung untuk kampus. Jika demikian, maka UINSA harus sesegera mungkin menyadari ini dan dengan cepat mengoptimalkan alumni sebagai sayap kampus.
Sekurang-kurangnya, ada empat fungsi IKA UINSA bagi pengembangan UIN Sunan Ampel. Pertama, IKA UINSA akan menjadi basis evaluasi dengan wujud percepatan data alumni. Pertanyaan tentang pengguna lulusan akan mudah dianalisis jika data alumni baik. IKA UINSA yang terstruktur dari koordinator kabupaten, kecamatan hingga ke desa akan melaporkan sebaran profesi alumni. Jika ini berjalan rapi, kampus akan dengan cepat mengevaluasi apakah profil lulusan cocok dengan desain program studi.
Kedua, ikatan almuni adalah humas kampus. Diminta atau tidak, sanubari alumni selalu terpanggil untuk menjaga kehormatan kampus. Kekuatan ini signifikan ketika komunikasi kampus dengan alumni lancar dan efektif. Semua informasi mengenai terobosan yang dikembangkan kampus akan segera diteruskan oleh alumni ke masyarakat luas. Kita semua tahu bahwa sebagian besar alumni adalah figur-figur pemuka masyarakat yang didengarkan.
Ketiga, ikatan alumni adalah mitra produksi ide dan gagasan. Selain membantu menginformasikan dari kampus ke masyarakat, alumni juga didorong untuk mengkomunikasikan gagasan masyarakat ke kampus. Sebagai kampus yang konsen pada kemitraan dengan masyarakat, UIN Sunan Ampel secara cerdas sebaiknya segera memanfaatkan aspirasi alumni sebagai aspirasi masyarakat. Aspirasi inilah yang diolah dan dikembangkan kampus dan kemudian dikembalikan ke masyarakat.
Keempat, ikatan alumni bisa menjadi kepanjangan tangan kebutuhan teknis program kampus seperti penyiapan calon sarjana, rekruitmen mahasiswa, PKL, KKN, penelitian, ekspos penelitian, hingga kerjasama kelembagaan. Fungsi keempat ini melahirkan kesepemahaman bahwa alumni adalah bagian yang menyatu dengan kampus. Walaupun secara formal alumni tidak terikat oleh kampus, namun secara substansial alumni adalah organ kampus.
Pimpinan UIN Sunan Ampel Surabaya bisa menjadi inisiator untuk fungsi-fungsi ini. Inisiatif sebaiknya tidak selalu datang dari alumni, sehingga seolah-olah kampus tidak membutuhkan alumni. Pengelola kampus bisa terus pro-aktif menjaring dan menggalang aliansi dengan alumni. Organisasi mahasiswa kedaerahan (ormada) misalnya, bisa dimanfaatkan menjadi jembatan antara kampus dengan alumni. Ormada-ormada besar di UIN SA seperti IMARO Tuban, FORMAJ Jombang, IKAMABA Bangkalan dan seterusnya yang selama ini telah berkiprah membawa nama kampus ke daerah, sebaiknya juga dikelola energinya untuk mengamankan keempat fungsi tersebut.
Akhirnya, banyak bagian penting untuk mengembangkan UIN SA yang dulu samar kini mulai nampak. Semarak pengembangan ini perlu terus terpupuk, semangat untuk mencapai visi UIN SA menjadi kampus unggul harus terus berkobar. Semoga semua ikhtiar bisa direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan sekuat tenaga. Semoga Allah menyertai kita. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar