Cerdas Mengelola Dukungan IKA UINSA
M. Helmi Umam, S.Ag., M.Hum, Dosen FUF UINSA Surabaya
Pada
Sabtu, 4 Juni 2016 di Mangrove Centre Tuban Jawa Timur ada pertemuan
alumni UIN Sunan Ampel (UINSA). Tak tanggung-tanggung, pertemuan ini
melibatkan empat koordinator daerah (Korda) Tuban, Bojonegoro, Lamongan
dan Gresik. Setidaknya ada empat puluhan orang hadir untuk menjaring
emosi dan gagasan agar peran alumni semakin penting. Acara berlangsung
hangat, dimulai dengan sambutan Koordinator empat kabupaten, saudara
Hamim Thoifur.
Dalam
sambutan, Koordinator menegaskan sangat penting kekuatan alumni
digalang kembali demi peningkatan peran almamater bagi bangsa.
Kepentingan Ikatan Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya (IKA UINSA) adalah
mengeratkan silaturahmi dan semata-mata untuk kepentingan pengembangan
kampus. “Meski rawan menjadi media dukungan politik tertentu, IKA UINSA
adalah wadah kekeluargaan yang netral politik, netral etnisitas dan
netral organisasi ektra kampus,” tegas Hamim. Acara diakhiri dengan
cerita sukses para alumni, doa, pembentukan pengurus daerah dan diskusi
santai.
Ikatan Alumni dan Pengembangan Kampus
Dibandingkan
dengan ikatan alumni perguruan tinggi besar di Indonesia seperti
KAGAMA, IKA-UNAIR, IKA-ITS dan seterusnya, ikatan alumni di lingkungan
PTKI tampaknya cukup tertinggal. Selain karena budaya aliansi yang belum
berkembang, kepercayaan diri di balik nama besar kelembagaan juga
berpengaruh. Meski sama-sama memiliki kisah sukses, KAGAMA atau IKA-ITS
misalnya tentu lebih unggul dibanding UINSA. Belum lagi, cara UIN SA
memandang IKA UINSA juga belum sama persis dengan cara UGM memproyeksi
KAGAMA.
Kampus-kampus
besar menyadari bahwa kekuatan alumni adalah aset luar biasa.
Keberhasilan alumni adalah cermin keberhasilan kampus. Semakin sukses
alumni, semakin sukses kampus. Semakin kuat alumni, semakin kuat elemen
pendukung untuk kampus. Jika demikian, maka UINSA harus sesegera mungkin
menyadari ini dan dengan cepat mengoptimalkan alumni sebagai sayap
kampus.
Sekurang-kurangnya, ada empat fungsi IKA UINSA bagi pengembangan UIN Sunan Ampel. Pertama,
IKA UINSA akan menjadi basis evaluasi dengan wujud percepatan data
alumni. Pertanyaan tentang pengguna lulusan akan mudah dianalisis jika
data alumni baik. IKA UINSA yang terstruktur dari koordinator kabupaten,
kecamatan hingga ke desa akan melaporkan sebaran profesi alumni. Jika
ini berjalan rapi, kampus akan dengan cepat mengevaluasi apakah profil
lulusan cocok dengan desain program studi.
Kedua,
ikatan almuni adalah humas kampus. Diminta atau tidak, sanubari alumni
selalu terpanggil untuk menjaga kehormatan kampus. Kekuatan ini
signifikan ketika komunikasi kampus dengan alumni lancar dan efektif.
Semua informasi mengenai terobosan yang dikembangkan kampus akan segera
diteruskan oleh alumni ke masyarakat luas. Kita semua tahu bahwa
sebagian besar alumni adalah figur-figur pemuka masyarakat yang
didengarkan.
Ketiga,
ikatan alumni adalah mitra produksi ide dan gagasan. Selain membantu
menginformasikan dari kampus ke masyarakat, alumni juga didorong untuk
mengkomunikasikan gagasan masyarakat ke kampus. Sebagai kampus yang
konsen pada kemitraan dengan masyarakat, UIN Sunan Ampel secara cerdas
sebaiknya segera memanfaatkan aspirasi alumni sebagai aspirasi
masyarakat. Aspirasi inilah yang diolah dan dikembangkan kampus dan
kemudian dikembalikan ke masyarakat.
Keempat,
ikatan alumni bisa menjadi kepanjangan tangan kebutuhan teknis program
kampus seperti penyiapan calon sarjana, rekruitmen mahasiswa, PKL, KKN,
penelitian, ekspos penelitian, hingga kerjasama kelembagaan. Fungsi
keempat ini melahirkan kesepemahaman bahwa alumni adalah bagian yang
menyatu dengan kampus. Walaupun secara formal alumni tidak terikat oleh
kampus, namun secara substansial alumni adalah organ kampus.
Pimpinan
UIN Sunan Ampel Surabaya bisa menjadi inisiator untuk fungsi-fungsi
ini. Inisiatif sebaiknya tidak selalu datang dari alumni, sehingga
seolah-olah kampus tidak membutuhkan alumni. Pengelola kampus bisa terus
pro-aktif menjaring dan menggalang aliansi dengan alumni. Organisasi
mahasiswa kedaerahan (ormada) misalnya, bisa dimanfaatkan menjadi
jembatan antara kampus dengan alumni. Ormada-ormada besar di UIN SA
seperti IMARO Tuban, FORMAJ Jombang, IKAMABA Bangkalan dan seterusnya
yang selama ini telah berkiprah membawa nama kampus ke daerah, sebaiknya
juga dikelola energinya untuk mengamankan keempat fungsi tersebut.
Akhirnya,
banyak bagian penting untuk mengembangkan UIN SA yang dulu samar kini
mulai nampak. Semarak pengembangan ini perlu terus terpupuk, semangat
untuk mencapai visi UIN SA menjadi kampus unggul harus terus berkobar.
Semoga semua ikhtiar bisa direncanakan dengan baik dan dilaksanakan
dengan sekuat tenaga. Semoga Allah menyertai kita. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar